Tradisi Pawai Ogoh-Ogoh Di Lombok Yang Melegenda
Meskipun Hindu bukanlah agama mayoritas masyarakat Lombok, namun sepertinya warga Hindu di Lombok sudah ada sejak jaman dahulu kala, tak heran jika di kepulauan ini masih menganut tradisi Bali hingga turun temurun.
Setiap Hari Raya Nyepi atau tahun baru Saka Masyarakat selalu menggelar Pawai ogoh-ogoh yang mampu menarik perhatian seluruh masyarakat Lombok khususnya Kota Mataram.
Makna dari ogoh-ogoh sendiri adalah sebuah Patung yang melambangkan Buta Kala yang dianggap dapat menetralisir roh-roh jahat yang selalu berupaya untuk menguasai alam manusia hingga berbuat keburukan.
Ada bermacam – macam Patung Buta Kala yang biasa di gelar untuk menyemarakkan Pawai Ogoh –Ogoh diantaranya ada Patung Kala Ireng, Kala Bang, Kala Ijo, Kala Dengen, Kala Lampah, serta berbagai bentuk ogoh – ogoh dengan rupa yang menyeramkan.
Ogoh-ogoh Buta Kala yang di buat oleh Masyarakat Lombok, lalu kemudian di beri sesaji ‘natab caru pabiakalan’ yang bermakna mengembalikan sifat Buta Kala kembali keasalnya menjadi Orang Baik penuh budi pekerti dengan menggelar ritual Nyomia.
Tradisi Pawai ogoh-ogoh ini dimeriahkan oleh seluruh Masyarakat sembari berjalan mengelilingi Desa dan mengitari catus yang merupakan simbol siklus sakral dan menggelar serangkaian upacara Tawur Kesanga.
Dengan para Peserta pawai yang berasal dari berbagai daerah di Lombok Barat seperti Gunung Sari, Narmada, Sekotong, Lingsar, Gerung, dan lainnya.
Usai menyaksikan kemeriahan pawai Ogoh – Ogoh di Lombok Anda bisa menikmati moment liburan di Lombok dengan mengunjungi beberapa Pantai indah di Lombok seperti Pantai Senggigi dan Pantai Gili Trawangan serta menikmati kelezatan wisata kuliner khas Lombok.
Komentar
Posting Komentar